Narasi Rindu
Saya memanggil beliau dengan sebutan Umi, Perempuan tangguh yang melahirkan dan membesarkan saya dengan penuh cinta. Mengenang cerita tentang Umi seringkali masih membuat saya menjadi mellow, mata berkaca-kaca bahkan tak jarang menangis sesenggukan. Saya membayangkan, mungkin hal semacam ini juga beliau rasakan jika sedang rindu pada si nduknya ini.
Semenjak saya merantau di Tulungagung, menelepon Umi adalah salah satu kegiatan yang paling manis. Meskipun terkadang hanya terbilang hitungan menit, sekedar basa-basi menanyakan menu apa yang terhidang untuk beliau sarapan.
Bagi saya Umi adalah potret perempuan tangguh yang luar biasa. Beliau berhasil memberikan teladan pada kami para anak-anaknya tentang konsep "hidup adalah belajar". Sedari saya masih kecil, beliau seringkali mengajak saya untuk mulai bermimpi tentang masa depan. Beliau mengenalkan saya pada beberapa profesi dengan beragam cerita. Beliau juga selalu memotivasi semangat belajar saya dengan banyak kisah-kisah inspiratif dari berbagai tokoh. Bagi saya, Umi adalah pendongeng sekaligus motivator yang sangat manis.
Saat saya beranjak remaja, beliau mengajarkan pada untuk mulai membuat pilihan untuk sesuatu yang besar. Menentukan ingin sekolah dan masuk pesantren yang mana. Beliau akan mengajak saya berkunjung untuk survei pada beberapa opsi yang ada kemudian memberikan ruang dialog untuk saya berkomentar dan memilih. Baru belakangan ini saya mengerti nilai dari pengalaman tersebut, saya diajarkan untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensi dan potensinya.
Saat saya masuk usia mahasiswa, Umi semakin sering mengajak saya berdialog. Umi mulai mengajarkan pada saya tentang menjadi dewasa lewat banyak cara. Saya yang mulanya sangat penakut untuk melakukan perjalanan jauh seorang diri, mulai beliau hadapkan pada sebuah keharusan untuk melakukannya. Hingga akhirnya saat ini saya terbiasa dengan hal itu, menempuh perjalanan pulang-pergi Tulungagung-Probolinggo misalnya.
Pada perjalanan saya menjadi mahasiswa, Umi banyak memberikan saya ruang untuk melakukan hal-hal yang saya sukai. Tentu bukan tanpa pantauan, beliau cukup ahli menjadi detektif meski kami berjauhan. Beliau menanamkan sebuah nilai dalam diri saya bahwa hidup penuh dengan pilihan, dan tidak ada pilihan yang salah selama kita bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Pemaknaan atas kata tanggung jawab di sini adalah siap memaksimalkan diri dalam menjadi pilihan dan tidak banyak mengeluh saat menemui kesulitan dalam prosesnya.
Dua tahun terakhir ini, beliau menyuguhkan pelajaran baru yang sangat penting. Pelajaran tentang membersamai orang tua di masa tuanya. Beliau yang saat ini cukup lemah kondisi kesehatannya seringkali meminta saya pulang untuk sekedar menemani sarapan dan bercerita sambil duduk-duduk santai di ruang tamu. Sebuah hal yang sederhana tapi berhasil mengoyak emosi dalam hati saya, ada rasa senang, haru dan sedih yang sering berperang dalam diri saya tiap kali membersamai beliau. Tapi sekuat hati, saya harus tampak tersenyum dan meyakinkan beliau bahwa hari-hari yang akan kami lalui bersama masih panjang.
Malam ini sebelum saya melelapkan diri dalam tidur, saya ingin melangitkan doa sederhana. Semoga di penghujung tahun ini, saya masih berkesempatan untuk mencium beliau sambil berbisik "Selamat hari Ibu, terimakasih sudah menjadi Umi terindah dalam perjalanan saya".
Tulungagung, 9 Agustus 2020
Umi, emak, ibu, bunda adalah sosok yang luar biasa dimanapun mereka berada. Ibu bagi saya adalah malaikat yang selalu hadir di setiap episode kehidupan saya. Catatan yang keren.
BalasHapusTerimakasih Ibu Nur Fadilah, saya sangat yakin pun demikian dengan Panjenengan. Panjenengan adalah malaikat terindah bagi putra putri Panjenengan Bu. Do'a-doa terindah untuk Ibu-ibu hebat di dunia.
HapusMembacanya saya jadi rindu Ibu nun jaih di sana. Seorang Ibu dapat dipastikan senantiasa mengajarkan dan menunjukkan jalan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi Umimu keren Ning. Banyak mengajarkan inti kehidupan; keterpisahan adalah hal yang harus diakui secara sadar, apa-apa yang kita sebut kenyamanan tak selaiknya menghanyutkan kesadaran diri sebagai yang papa dan senantiasa menjadi pribadi pembelajar adalah jalan tempuh yang harus dilakukan.
BalasHapusRindu pada Ibu menurut saya adalah rindu yang paling manis Bang.. dan saya juga yakin Ibu sampean juga tidak kalah kerennya. Do'a-doa hebatnya mengantarkan sampean sampai pada titik yang sekeren ini.
HapusTulisan yg indah. Ikut terharu. Jadi kangen sama ibuku
BalasHapusTerimakasih untuk apresiasinya Ibu Muslikah. Do'a-doa terindah untuk para Ibu hebat di dunia ini Bu.. 😊
HapusIbu jasanya tak terhitung
BalasHapusLeres Bapak, Do'a-doa beliau juga menjadi kekuatan terbesar untuk ananda melangkah sampai sejauh ini..
HapusMenyoal rasa percaya diri, Rowan Atkinson juga mengalami hal demikian. Dia pernah berada di titik terendah, yaitu kehilangan percaya diri. Parahnya sampai gagap. Jadi hati-hati dengan apa.yang kita ucapkan.
BalasHapusMenyoal rasa percaya diri, Rowan Atkinson juga mengalami hal demikian. Dia pernah berada di titik terendah, yaitu kehilangan percaya diri. Parahnya sampai gagap. Jadi hati-hati dengan apa.yang kita ucapkan.
BalasHapus